Thursday, July 31, 2008

Hari Ini Genap 87 Tahun Kehancuran Khilafah

Lenyapnya Daulah Khilafah – Ibu kepada segala kejahatan

Lebih kurang 87 tahun (hijriyyah) yang lalu, iaitu pada 28 Rajab 1342H (3 Mac 1924), sebuah bencana besar menimpa kaum Muslimin, dan suatu kejahatan yang mengerikan telah menimpa generasi-generasi setelahnya. Suatu kejahatan yang layak disebut sebagai penghulu bagi segala bentuk kejahatan. Kejahatan itu adalah usaha penghancuran Khilafah Islam serta penyingkiran Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Sunnah Rasul-Nya Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam aspek pemerintahan sekali gus sebagai sumber utama rujukan bagi umat Islam. Akibatnya, kaum Muslimin memperoleh kemurkaan Allah dari langit dan bumi, kerana mereka telah menggantikan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia ini dengan hukum yang lain. Kaum Muslimin pun terjerat dalam berbagai perselisihan, lebih suka berdebat daripada bertindak, kebanggaan dan martabat mereka telah lenyap dan masalah-masalah di antara mereka semakin membesar. Mereka justeru menyerahkan urusan-urusan mereka kepada musuh-musuh Islam yang akhirnya merampas apa saja (kekayaan) yang umat ini miliki.

Kita telah mengetahui bahawa beberapa kelompok kaum Muslimin telah turut serta dalam usaha jahat ini, malah masih ramai lagi kaum Muslimin yang tetap berdiam diri, menerima (redha) bahkan menurutinya tanpa sedar mahupun sebaliknya.

Akibat kemurkaan-Nya di dunia, bukti-buktinya dapat dirasakan dan hasil-hasilnya tidak mampu kita hindari, yakni dominasi kaum kuffar Barat ke atas kaum Muslimin, terpecah-belahnya negeri-negeri kita serta dirampasnya harta kekayaan kita. Lebih dari itu, ramai di kalangan kita yang dibunuh, diusir, atau diseksa. Murka dari langit ke bumi telah menimpa kita hingga musuh-musuh kita telah membebankan kita dengan hukuman-hukuman yang paling buruk lagi menyeksakan dengan pelbagai jenis seksaan yang paling keji. Semua itu masih terus berlanjutan hingga kini. Dalam pada itu, perselisihan di antara umat ini semakin membesar. Berbagai bentuk konflik terjadi di antara mereka. Hancurnya negara Khilafah telah mengakibatkan terhentinya pengaturan umat berdasarkan sistem dan hukum Islam serta terkuburnya segala tindakan yang sesuai dengan al-Quran dan Sunnah. Ini adalah pelanggaran yang nyata terhadap apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلَيْكَ
“Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” [TMQ al-Maidah (5):49]

Tidak menerapkan hukum Allah - ini sahaja sudah cukup untuk menjadikan Allah ‘Azza wa Jalla murka. Para malaikat pemberi seksa bersiap sedia untuk menarik orang-orang yang menerapkan hukum kufur untuk dihumban ke dalam neraka Jahanam yang telah siap sedia menyambut kedatangan mereka. Na‘udzubillâhi min dzâlik.
Ibu kepada segala kejahatan ini telah membuka lebar pintu-pintu bagi orang kafir mahupun kaum munafik untuk sama-sama melakukan segala bentuk kejahatan. Di antara kejahatan besar yang dilakukan sebagai akibat dari induk segala kejahatan ini, antara lain adalah:

  • Melabelkan kaum Muslimin yang ikhlas, yang berusaha untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan kembali negara Khilafah sebagai sebuah kelompok jahat, radikal, ekstremis, teroris dan sebagainya, yang berhak mendapatkan hukuman paling berat dari negara.
  • Eksploitasi pasukan polis yang dilibatkan dan diarahkan bekerja dalam bidang perisikan siang dan malam, demi melindungi rejim penguasa di negeri-negeri kaum Muslimin, memelihara sistem kufur yang diterapkan ke atas umat serta untuk memata-matai (mengintip) setiap tidak-tanduk kaum Muslimin dalam urusan sehari-hari, khususnya ke atas gerakan yang ingin mengembalikan semula Khilafah.

  • Menenggelamkan kaum Muslimin dengan beraktiviti di dalam permasalahan-permasalahan hidup yang dangkal; menyibukkan mereka dengan usaha-usaha yang bersifat timbal-sulam (islahi) ke atas Islam mengikut selera penguasa, serta menghabiskan masa, tenaga dan wang umat Islam untuk aktiviti ibadah semata-mata.

  • Mengikat urusan politik umat Islam dengan peraturan antarabangsa; menundukkan umat Islam pada kekuasaan kafir serta keputusan-keputusan PBB dan Dewan Keamanan; dan mencurahkan taat setia sepenuhnya kepada organisasi kufur ini, berbanding syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  • Menerapkan dan mempertahankan habis-habisan sistem ekonomi Kapitalis ke atas kaum Muslimin yang jelas lagi nyata bertunjangkan pada sistem ribawi.

  • Menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan sekular yang menghancurkan mentaliti dan aqidah anak-anak kaum Muslimin, yang pada akhirnya akan mengarah pada kesempurnaan hancurnya keperibadian (syakhsiyyah) Islam mereka.

  • Mengambil-alih mimbar-mimbar masjid dan pusat-pusat pendidikan serta mencegah kalimah yang hak dari dikumandangkan di masjid-masjid dan pusat-pusat pengajian, demi memenuhi keinginan nafsu serakah para penguasa sekular.

  • Menempatkan Islam sama taraf dengan agama-agama lain dalam rangka persatuan antara agama-agama atau dialog antar agama, walhal perbezaan di antara Islam dan agama-agama lain teramat jelas, kerana Islamlah satu-satunya agama yang benar dan wajib ke atas semua manusia, manakala agama selainNya adalah sesat lagi kufur.

  • Memecahbelahkan tanah-tanah kaum Muslimin kepada ceraian-ceraian kecil, yang mereka sebut dengan Negara Bangsa (nation state), mempropagandakan seruan-seruan kufur nasionalisme, kemudian membiarkan pemisahan wilayah-wilayah Islam dari induknya (yakni Khilafah).
  • Di samping itu, tunduknya penguasa-penguasa Muslim terhadap Amerika dengan penuh ketaatan adalah sebuah kejahatan politik. Apakah Zat Yang menciptakan mereka dan menciptakan Amerika tidak lebih berhak untuk ditaati dan lebih berhak disembah?

Berdiam dirinya kebanyakan kaum Muslimin dan para penguasa mereka terhadap pendudukan tanah-tanah mereka, pembantaian yang terus-menerus terhadap anak-anak dan saudara-saudara mereka oleh negara-negara kafir, serta pelanggaran terhadap kehormatan dan harga diri mereka adalah kejahatan yang menjijikkan. Hanya makhluk tercela, para perancang, dan mereka yang tidak mempunyai kehormatan terhadap diri mereka sendiri atau keluarga-keluarga merekalah yang layak melakukan hal seperti itu. Usaha-usaha dari intelektual Muslimin ‘modernis’ untuk mencipta metode-metode baru dalam hukum Islam (fiqh) yang sangat asing, seperti fiqh al-waqi’, fiqh al-muwazanah, dan fiqh al-maslahah dan yang lainnya sebenarnya adalah usaha pemalsuan terhadap agama dan sebuah kedustaan terhadap hukum Islam.

Sementara itu, orang-orang kafir dan sekutunya terus berusaha keras untuk memesongkan gambaran positif tentang negara Khilafah dari dalam benak kita. Itu ditunjukkan dengan pendustaan terhadap keterikatan Khilafah Utsmaniyyah pada sistem Islam dan mendedahkan kesalahan-kesalahan mereka. Pada waktu yang sama, orang-orang kafir turut mempromosikan kapitalisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme sebagai alternatif. Akibatnya, generasi kaum Muslimin saat ini mencintai kapitalisme dan seluruh fahaman (doktrin) yang menjadi terasnya kepada nasionalisme, sukuisme dan yang lainnya sekali gus membenci dan takut dengan penyebutan negara Khilafah (atau negara Islam).

Di atas semua kejahatan itu, kelibat kebangkitan sebahagian kaum Muslimin mulai tampak, seruan dan gerakan mereka juga telah terkesan. Mereka terus diamati secara teliti dan menjadi pusat perhatian musuh yang selalu memerhati dan melawan setiap perkembangan baru dari usaha-usaha mereka. Hal yang penting yang dipropagandakan musuh ke atas mereka adalah, ini golongan kaum Muslimin yang ingin menegakkan kembali Islam ini adalah golongan yang berbahaya! Pintu-pintu mahkamah zalim dan penjara-penjara mereka sentiasa terbuka sepanjang tahun untuk kita pejuang-pejuang Islam. Mereka terus menghalang dan mereka-reka kes-kes baru terhadap kita. Mereka memperlakukan kita sebagai penjenayah (terroris) serta berbuat jahat atas segala aktiviti keislaman yang kita lakukan. Perburuan mereka terhadap kelompok-kelompok Islam yang ikhlas dilakukan secara terus-menerus tanpa mengenal belas kasihan.

Di sisi lain mereka mengerahkan dana dan usaha untuk menyesatkan kaum Muslimin dengan ajaran-ajaran Islam yang ditafsirkan sesuai dengan kepentingan mereka. Pusat-pusat pendidikan Islam dengan cara mereka didirikan satu per satu. Pertemuan-pertemuan para menteri dalam negeri di negara-negara yang saat ini berkuasa di dunia Islam belum pernah berhenti. Mereka terus bertukar maklumat dan usul memantau aktiviti para pengembang dakwah Islam. Anehnya, rencana-rencana ini tidak mempengaruhi perbezaan politik mereka, yang biasanya pertemuan-pertemuan sebegini menemui jalan buntu.
Tujuan utama semua itu adalah untuk mencabut setiap usaha ikhlas yang dilakukan kaum Muslimin untuk mengembalikan kemuliaan mereka seperti dahulu dan mengulangi sejarah keagungan mereka. Kebencian dan permusuhan mereka terhadap para pengembang dakwah Islam itu sangat jelas dan dapat disaksikan di hampir seluruh negeri-negeri umat Islam seperti di Lebanon, Uzbekistan, Turki, Mesir, Algeria, Syria, Jordan, Palestin, Iraq, Yaman, Pakistan, dan beberapa negeri umat Islam yang lainnya, termasuk Malaysia. Bahkan dalam hal ini, dapat dikatakan upaya untuk melawan usaha aktivis Islam (yang ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui penegakan semula Daulah Khilafah), semakin meluas ke seluruh dunia melalui propaganda ‘perangan melawan terorisme’ (War On Terror) yang diciptakan oleh Amerika, selaku tuan kepada penguasa-penguasa Muslim pengkhianat yang ada sekarang.

Setelah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mendirikan negara Islam pertama di Madinah al-Munawwarah, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan generasi kaum Muslimin setelahnya yang mengikuti jejaknya mendapatkan keredhaan dan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keagungan kemudian ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kaum muslimin di atas dunia; berbagai negeri ditaklukkan untuk mereka; keadilan tersebar luas; dan penindasan menjadi sesuatu yang terbatas. Banyak para pemimpin yang menerima seruan mereka. Siapa saja yang beriman, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya; siapa saja yang kafir, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghinakannya. Para malaikat perang menghunuskan pedang-pedang mereka dan berperang berdampingan dengan barisan mujahidin kaum Muslimin, hingga kemenangan hakiki menjadi kenyataan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” [TMQ Ar-Rum (30): 47]

Inilah yang sangat kita inginkan hari ini sehingga kita berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengulanginya lagi. Apakah nilai kehidupan kita sekarang yang berada di bawah kekuasaan thaghut dan sistem Jahiliyyah ini meningkat? Betapa baguskah keberadaan kita setelah kekuasaan Khilafah dicabut dari kita dan musuh-musuh kita muncul menguasai kita? Kita sangat memerlukan keredhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menegakkan kembali kepercayaan-Nya kepada kita setelah syarat-syarat (datangnya pertolongan dan kemenangan) dipenuhi. Dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kekuatan-Nya, kita harus mewujudkan kembali negara Khilafah berapa pun harga diri dan pengorbanan yang perlu kita bayar untuknya. Sebab, kita ingin agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menempatkan kita dalam kebahagiaan dan kemuliaan serta redha-Nya.

Hizbut Tahrir sangat mencintai anda sebagaimana kami mencintai diri kami sendiri. Oleh kerana itu, Hibut Tahrir mengajak anda dan seluruh kaum Muslimin untuk ikhlas dan bersungguh-sungguh, mengerahkan seluruh tenaga, bergabung dengan barisan para pejuang yang ikhlas dan berusaha siang dan malam, demi tujuan untuk mengembalikan kewujudan Daulah Khilafah dan meraih kembali mutiara yang telah hilang, sehingga kita memperoleh kemuliaan di di dunia dan akhirat. Sahutlah seruan kami wahai kaum Muslimin yang dirahmati Allah!

[Terjemahan dan suntingan dari artikel oleh Prof. Asim Umayra, Nablus-Palestina]
sumber: www.mykhilafah.com

Monday, July 28, 2008

Inflasi dan Riba: Fitrah Kapitalisme

Pengarah Eksekutif Malaysian Instutute of Economic Research (MIER), Prof Dato Dr Mohd Ariff Abd Kareem, dalam wawancara di Money Exchange menjangkakan kenaikan inflasi Malaysia akan melepasi 8% pada Ogos banding 7.7% sekarang.

Pihak Bank Negara pula sedang mengkaji samada menaikkan kadar faedah. Perbezaan kadar faedah sehingga 4% berbanding inflasi akan imenyebabkan kesan negative kepada sector perbankan. Tetapi jika Bank Negara menaikkan kadar faedah serta merta akan membantutkan pertumbuhan ekonomi.

Setakat ini pertumbuhan ekonomi Malaysia berada pada 7.01% untuk sukuan pertama 2008 adalah dibantu oleh kenaikan harga komoditi utama dan juga sokongan sector swasta. Tetapi dengan harga minyak sawit yang semakin menjunam ia dijangka akan memberi kesan kepada pertumbuhan ekonomi Malaysia.

Sebagai sebahagian dari Negara yang mengamalkan ideology kapitalisme, Malaysia tidak terlepas dari polisi-polisi yang digubal White House mahupun kesan ekonomi dari NYSE. Apatah lagi untuk tahun ini sudah tujuh bank di US bankrup, termasuk Indy Mac, bank hartanah ketiga terbesar. Dan dua bank terbesar telah diambil alih kerajaan. Inilah adalah sebahagian krisis sub prima di US. Tetapi bukan itu yang ingin saya bincangkan disini.

Tetapi sepatutnya yang ingin saya sorot adalah bagaimana hutang dan riba telah menjadi menjadi mekanisme paling penting dalam ekonomi hari ini. Hinggakan ustaz dan ahli gerakan Islam pun ada yang lemas dalam lautan riba ini.

Pada sekitar tahun 1973,ekonomi US yang hampir muflis akibat kekalahan pada perang Vietnam, mendorong Presiden Richard Nixon memansuhkan system matawang bersandarkan emas pada Perjanjian Breton Woods 1948 kepada system matawang bersandarkan hutang (debt based money system).

Sistem ini menjadikan hutang dan riba atau nama lain faedah sebagai asas matawang dan ekonomi. Sebab itu tidak hairan jika amalan berhutang dijadikan seolah suatu kemestian dan tidak tinggal disertakan riba’. Hingga ada orang Islam yang merasakan pinjaman bank itu suatu kemestian dalan hidup. Sedangkan Allah berfirman:


Orang-orang yang makan(mengambil) riba tidak dapat berdiri selain berdirinya orang yang kerasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka demikian adalah disebabkan mereka berkata(berpandangan) jual beli sama dengan riba, walhal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” [Al Baqarah 275]

Jabir ra berkata, “ Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, pembayar riba, pencatat dan saksi-saksi (riba) dan bersabda, “ mereka semua sama” [Shahih Muslim]

Penyelesaian masalah riba bukan dengan menbangun ‘perbankan Islam’ yang masih berorientasikan keuntungan seperti Islamic banking hari ini. Ia masih lagi penuh dengan akad-akad yang bathil lagi haram. Ulama-ulamanya paling tidak memberikan dalil inilah yang terbaik untuk menjaga kemaslahatan ummat. Hingga ada yang menghalalkan menjadi pelaksana dalam perbankan berteraskan riba. Sedangkan Allah berfirman yang bermaksud

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa [4]: 60)

Wahai ummat Islam,
Islam membawa penyelesaian yang menyeluruh dan integrated bagi mengatur hidup manusia. Iaitu penerapan seluruh hukum Islam di bawah payung Daulah Khilafah Islamiah. Khilafah Rasyidah kali kedua adalah janji Nabi dan kewajipan kita untuk mengusahakannya.
ALLAH MAHA BESAR.

Tuesday, July 22, 2008

Penahanan Radovan Karadzic: Suatu Lagi Pembohongan PBB

Peristiwa di Sebrenisca masih segar di ingatan. Bagaimana puak Serb membunuh ummat Islam sebagaimana yang diucapkan oleh Jeneral Tentera Serbia,Ratko Mladic"HARI PEMBALASAN DENDAM PERANG SALIB"

Lebih segar bagaimana 'TENTERA PENGAMAN PBB' mengumpulkan orang-orang Islam dan menyerahkannya kepada tentera Serbia untuk kemudian mudah dibom dengan kereta kebal. Boleh dapatkan vcd bertajuk How Luch longer?(berapa lama lagi?) yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, di youtube pun ada.

Sekarang PBB nak hukum pula Radovan Karadzic, kononya berjaya ditemui setelah 13 tahun mencari, logik ke? PBB dan banyak khianati ummat islam, membunuh ummat Islam tetapi mengapa penguasa ummat Islam terus 'menyembah' kepada PBB?

Semoga daulah khilafah kembali tertegak, melaksanakan hukum Allah, menyebarkan dakwah Islam dan menghukum para pengkhianat dan musuh-musuh Allah ini.




Bosnian Serb under arrest in war crimes
By Dan Bilefsky and Marlise Simons Published: July 22, 2008



PARIS: Radovan Karadzic, one of the world's most wanted war criminals for his part in the massacre of nearly 8,000 Muslim men and boys in Srebrenica in 1995, was arrested Monday in a raid in Serbia that ended a 13-year hunt.
Serge Brammertz, the prosecutor of the United Nations war crimes tribunal in The Hague, hailed the arrest as an important step in bringing to justice one of the architects of Europe's worst massacre since World War II. He said Karadzic, 63, the Bosnian Serb president during the war there between 1992 and 1995, would be transferred to The Hague in "due course."
"This is a very important day for the victims who have waited for this arrest for over a decade," Brammertz said. "It is also an important day for international justice because it clearly demonstrates that nobody is beyond the reach of the law and that sooner or later all fugitives will be brought to justice."
Karadzic's exact place of arrest was not announced, but Serbian government officials said he was arrested by the Serbian secret police not far from Belgrade, the capital. Officials from President Boris Tadic's office said Karadzic had appeared before an investigative judge at Serbia's war crimes court, a prerequisite for his extradition to The Hague.
Karadzic, a nationalist hero among Serbian radicals and one of the tribunal's most-wanted criminals for more than a decade, is said to have eluded arrest so long by shaving his swoopy gray hair and disguising himself in an Serbian Orthodox priest. His reported hide-outs in caves in the mountains of eastern Bosnia and in monasteries. Before his political career, he was a medical doctor who worked as a psychiatrist in Sarajevo, Bosnia's capital.

Officials in The Hague and for the European Union have long suspected that he was, in fact, hiding in Serbia, and have pressed Belgrade to hand him over. The failure to arrest Karadzic and Ratko Mladic, the still fugitive Bosnian Serb general also indicted on war crimes, long stood as a block to greater Serbian ties to the European Union after the wars in Bosnia and later Kosovo.
"This is a historic event," said Richard Holbrooke, who brokered the agreements in Dayton, Ohio to end the war in Bosnia in 1995. "Of the three most evil men of the Balkans, Milosevic, Karadzic, and Mladic, I thought Karadzic was the worst. The reason was that Karadzic was a real racist believer. Karadzic really enjoyed ordering the killing of Muslims, whereas Milosevic was an opportunist."
Slobodan Milosevic, the former president of Serbia allied with Karadzic and Mladic, was arrested in 2001 and put on trial for war crimes in 2002. He died in 2006 before a verdict.
Holbrooke said that despite Karadzic's arrest, Serbia's responsibility was not over. "They have to capture Mladic," he said.
On Monday night after the arrest, armed police officers were deployed near the war crimes court in Belgrade, where about 50 nationalist supporters of Karadzic gathered, waving Serbian flags and chanting, "Save Serbia, and kill yourself Tadic." Several protesters were arrested after attacking journalists. Karadzic's brother, Luka, was also seen arriving at the courthouse.
Serbian officials said the police were also dispatched to protect the United States Embassy, which was set ablaze in February by an angry mob protesting Kosovo's declaration of independence.
The arrest, more than a decade after Karadzic went into hiding, marks the culmination of a long and protracted effort by the West to press Serbia to arrest Karadzic for the massacres in the southeastern Bosnian town of Srebrenica, in the most heinous crime committed during the Balkan wars.
It came just weeks after a new pro-Western coalition government in Serbia was formed whose overriding goal is to bring Serbia into the European Union, the world's biggest trading bloc. The European Union has made delivering indicted war criminals to The Hague a precondition for Serbia's membership.
The arrest was hailed by Western diplomats as proof of Serbia's determination to link its future to the West and put the virulent nationalism of the past behind it. The capture under the stewardship of the new government has particular resonance because the government is made up of an unlikely alliance between the Democrats of Tadic and the Socialist Party of Milosevic, which fought a war against the West in the 1990s, but has now vowed to bring Serbia back into the Western fold.
In a sign that the move would accelerate Serbia's path to the European Union, the bloc's official in charge of expansion, Olli Rehn, said Monday that Karadzic's arrest was a "milestone" that would help clear the way for the poor Balkan nation to join.

Monday, July 21, 2008

Kempen Protes Kenaikan Harga Minyak Anjuran Hizbut Tahrir di Tapak ceramah Pakatan Rakyat di Parit Raja


Malam tadi suatu ceramah Dato Seri Anwar Ibrahim telah diadakan Parit Raja, Batu Pahat. Walaubagaimana Tuan Guru Haji Hadi dan Lim Kit Siang tidak dapat hadir dan digantikan wakil masing-masing.

Hizbut Tahrir setempat mengambil dipeluang ini bersama ribuan massa. Kempen protes kenaikan harga minyak mendapat sambutan yang sangat baik dari semua pihak yang hadir. Hampir 2000 tandatangan dapat dikutip malam tadi walaupun dalam keadaan becak dan meja yang sempit. Boleh dikatakan gerai kami yang paling ramai dikunjungi setiap lapisan masyarakat.

Ada hadirin yang hadir berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang Hizbut Tahrir. Terima kasih juga kepada rakan-rakan petugas dari PAS dan PKR.


Akhir kalam, jutaan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kerjasama. Semoga Islam kembali tertegak.

Friday, July 11, 2008

Anwar, Tuduhan Liwat dan Sumpah: Apa Hukum Islam?

Dato Seri Anwar semasa menghadapi tuduhan liwat semasa era Dr. Mahathir telah pun bersumpah menafikan tuduhan tersebut. Walaupun telah bersumpah, beliau tetap juga didapati bersalah walaupun tiada bukti kukuh yang boleh menyabitkannya.

Inilah jelas menunjukkan, penghakiman dalam system kufur ini tidak mengiktiraf apalagi menerima hukum pembuktian (ahkamul bayyinat) Islam. Tetapi itu tidak pelik kerana ideology kapitalisme ini beraqidah sekular. Bagaimana mungkin ia akan mengguna pakai hukum yang berasal dari aqidah Islam?

Kini DSAI dituduh melakukan didakwa meliwat bekas pembantu peribadinya, Mohd. Saiful Bukhari Azlan. Melihat susuk tubuh Saiful, saya tidak percaya dia tidak mampu melawan. Tetapi bukan itu yang ingin saya bawakan disini. Saya terpanggil untuk mengulas perkara mubahalah yang sekali lagi timbul.

Sepatutnya yang diseru para mufti dan ulama adalah supaya tuduhan ini dihakimi dengan hukum Islam. Bukan mencadangkan mubahalah sedangkan proses penghakiman dan undang-undang masih lagi kufur.

HUKUM PEMBUKTIAN DALAM ISLAM

Ahkam al-bayyinat(hukum pembuktian) sama seperti hukum-hukum Islam yang lain, merupakan hukum syara’ yang digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci. Pembuktian diperlukan dalam kes muamalat dan juga peradilan.

Syeikh Ahmad ad-Da’ur dalam Ahkaam al-Bayyinat mendefiniskan bukti(bayyinat) adalah semua hal yang boleh membuktikan sesebuah dakwaan.

Bukti dalam Islam hanya ada 4 jenis,tidak lebih dari itu, iaitu:-
a) pengakuan
b) sumpah
c) kesaksian
d) dokumen bertulis yang meyakin

Saya sekadar mengulas berkenaan sumpah sahaja disini.

Imam Baihaqi dengan isnad yang shahih dari Nabi saw:
“Bukti itu wajib bagi orang yang mendakwa, dan sumpah itu wajib bagi orang yang mengingkarinya”

“Sumpah itu wajib didasarkan kepada niat orang yang meminta” (HR Muslim)

Imam Bukhari
meriwayatkan dari Ibnu ‘Amru:
“Ada lelaki Arab mendatangi Nabi saw, kemudian ia berkata,” Ya Rasulullah, apa saja dosa besar itu? Baginda menjawab, “ Menyekutukan Allah, membunuh jiwa tanpa hak, membohongi seorang mukmin, lari dari medan perang dan sumpah palsu”.

Ini menjadi bukti bahawa sumpah tidak boleh dilakukan kecuali didasarkan bukti yang meyakinkan. Dan perkara yang menjadi pokok pangkal adalah Allah mewajibkan kita berhukum dengan hukum Allah, bukan hukur secular kemudian cuba mengambil pembuktian Islam. Perundangan dan pembuktian Islam datang sebagai sebuah pakej tak boleh dipisahkan.

Allah berfirman:
“Maka hukumlah mereka dengan apa yang datang dari Allah” (Al Maidah:48)

Dalam nas-nas yang lain Allah menyatakan mereka yang tidak berhukum dengan hukum Allah samada kafir, zalim atau fasiq.

Oleh itu saya menyeru saudara-saudara sekelian, bahawa apa pun kes termasuk kes tuduhan terhadap DSAI ini WAJIB dihukum dengan hukum Allah. Mana-mana cadangan yang hanya menyarankan ia mengambil pembutian Islam walhal peradilannya masih kufur jelas merupakan perlanggaran terhadap hukum Allah.

Para mufti sepatutnya mendakwah pemerintah untuk kembali kepada Islam secara menyeluruh. Bukan sebaliknya memberi cadangan yang mengelirukan ummat sebegini.

Monday, July 7, 2008

KRISIS HARGA MINYAK: APA PANDANGAN ISLAM?

(SIRI 4: HUKUM KEPEMILIKAN DALAM ISLAM)


Putera Charles apabila ditanya apakah penyelesaian bagi krisis yang melanda sistem kapitalisme menjawab supaya melihat unsur-unsur yang ada dalam ideologi sosialisme. Jawapan ini tidak pelik kerana Putera Charles bukan beraqidah Islam. Sebagai orang yang mempercayai Krsitian dalam bab ketuhanan, samada mengguna pakai ideologi kapitalisme atau sosialisme tidaklah bertentangan dengan ajaran tersebut.

Tetapi bagaimana pula dengan individu muslim? Sememang pengelolaan minyak di dunia hari ini berdasarkan ideologi kapitalisme. Apakah wajar seorang yang mengaku beriman, masih menggunakan cadangan-cadangan dalam konteks kapitalisme untuk menyelesaikan masalah harga minyak. Atau mungkin ada yang bersetuju dengan Putera Charles untuk mengambil nilai ‘baik’ yang ada sistem sosialisme? Atau adakah Islam mempunyai pengaturan dalam memcahkan permasalahan ini dan inilah penyelesaian yang wajib kita ambil.

Antara Cadangan-cadangan Dalam Konteks Kapitalisme
Jika telusuri pelbagai cadangan yang dilontarkan masih lagi dalam konteks Kapitalisme. Antaranya:

1) Menggunakan keuntungan PETRONAS untuk menampung subsidi kenaikan harga minyak.
2) Haraga minyak tidak wajar dinaikkan kerana Malaysia adalah negara pengeluar minyak.
3) Meletakkan PETRONAS dibawah bidang kuasa Perlimen, bukan di bawah Perdana Menteri sebagaimana hari ini.
4) Menggesa Negara-negara OPEC untuk meningkatkan pengeluaran minyak.
5) Memilik negarakan minyak seperti Venuzuela.

Pandangan Islam Tentang Hukum Kepemilikan

Segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Oleh itu kepemilikan adalah izin Allah untuk memiliki harta tersebut. Firman Allah Taala yang bermaksud

“..dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa jua yang dikehendakiNya dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”

Oleh itu manusia hanya memiliki harta atas keizinan Allah swt. Haram hukumnya memiliki harta dengan jalan yang haram atau memiliki harta yang haram dimiliki. Berbeza dengan ideologi kapitalisme yang memberikan hak kepada mana-mana individu untuk memiliki dan juga sosialisme yang memilik negara kebanyakan kekayaan alam.Sedangkan Islam mengkategorikan kepemilikan kepada 3, iaitu:-

1) Hak Milik Individu
2) Hak Milik Negara
3) Hak Milik Umum

Penulisan ini menjadi sangat panjang jika kita mahu membahaskan semua kategori kepemilikan ini. Saya rasa cukup jika melihat sepintas lalu makna-makna kepemilikan tersebut kecuali kepemilkan umum yang akan dibincang dalam penulisan berikutnya.

Hak milik individu adalah hak milik yang diizinkan oleh Syari’ (Allah dan Rasul) untuk dimiliki oleh individu-individu. Contohnya adalah seperti rumah, kereta, buku dll.

Manakala hak milik negara adalah hak milik yang dizinkan oleh syari’ untuk dimiliki oleh negara. Antaranya adalah jizyah, ghaminah, fa’i, usyur, kharaj, marafiq, shawafi, rikaz dan dhoribah.

Manakala hak milik umum adalah hak milik yang diizinkan oleh syari’ untuk dimiliki oleh rakyat. Negara hanya bertindak sebagai pengelola, bukan tuan punya. Contohnya adalah seperti Kaabah, jalan raya, mina, muzdalifah, harta galian bumi yang jumlahnya dikategorikan sebagai ma’ ul idd(umpama air yang mengalir) seperti emas, perak, petroleum, besi, timah, gas asli dan lain.


InsyaAllah kita akan sambung pembahasan berkenaan milkiah ammah(hak milik umum) dalam penulisan sepenuh. Juga bagaimana minyak sebagai salah satu dari hak milik ummat ini wajib diuruskan oleh Negara Islam.

Wednesday, July 2, 2008

Deklarasi Dewan Kesatuan Ulama (Haiah Ittihadul al Ulama’)

sumber: http://www.hizbut-tahrir.or.id/


HTI-Press] Para ulama, habaib, dan tokoh umat Islam mendeklarasikan Dewan Kesatuan Ulama (Haiah Ittihadul al Ulama’) 26 Juni 2008 di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Deklarasi itu merupakan salah satu hasil pertemuan besar ulama, habaib, dan tokoh umat yang diselenggarakan oleh Forum Umat Islam (FUI) 25-26 Juni 2008. Dewan Kesatuan Ulama FUI ini dibentuk untuk mewujudkan aliansi sinergis antar berbagai komponen umat.




Deklarasi Darunnajah tersebut dibacakan oleh ketua Umum DPP Al Ittihadiyah sekaligus Ketua MUI, Brigjen (Purn) KH Nazri Adlani, Kamis (26/6) sore. KH Nazri Adlani didampingi sejumlah tokoh seperti KH Ahmad Baidhowi (Tokoh NU dari Lasem), KH Badruddin Subqy (PUI/BKSPPI), KH Irfianda Abidin (Komite Penegak Syariah Islam Sumatera Barat), H Abu bakar (MUI Fakfak Papua Barat), Habib Muhammad Ali Abdurahman Assegaf (Majelis Kehormatan Ulama Indonesia), Habib Muchsin Alatas (Majelis Taklim Anwarul Hidayah Jakarta), Ismail Yusanto (Jubir Hizbut Tahrir Indonesia), KH Muhammad Soleh (Lombok), KH Muhammad Ma’mun (Pesantren Darul Falah, Serang), Habib Salim Al Athos (Laskar Aswaja), KH Shihabudin (Lampung) dan tokoh lainnya.

Dewan Kesatuan Ulama Forum Umat Islam ini berfungsi untuk melakukan: Tashfiyatu al-afkar al Islamiyyah (pemurnian pemikiran Islam), Tansiqu al-harakat al Islamiyyah (koordinasi antargerakan Islam), Ad-Difa’u wa himayatu ad-dakwah al Islamiyyah (Pembelaan dan perlindungan dakwah Islam) dan Ishdar al-hululu asy-syar’iyyah li masyakili hayati al-ummah al-islamiyah (mengeluarkan solusi-solusi terhadap problematika umat Islam).

Selain menghasilkan deklarasi Darunnajah, pertemuan besar besar ulama, habaib, dan tokoh umat ini mengeluarkan rekomendasi yang ditujukan kepada para ulama/habaib/tokoh umat, pemerintah, masyarakat, dan wakil rakyat (DPR).

Rekomendasi itu menyatakan para ulama harus menjadi kelompok terdepan dalam pembinaan keluarga dan masyarakat untuk mendakwahkan Islam secara kaffah dan amar ma’ruf nahi munkar menuju perubahan bagi tegaknya syariat Islam dan kesatuan umat Islam, serta dengan istiqomah menjaga dan membela Islam beserta para pejuangnya dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Selain itu, para ulama harus harus meningkatkan hubungan persaudaraan, komunikasi, informasi dan koordinasi antar para ulama, habaib dan tokoh gerakan/lembaga Islam harus menguatkan keberadaan Gerakan/lembaga Islam di tengah umat terutama ketika tengah terjadi gejolak temporal sebagai bentuk awal kepemimpinan Gerakan/lembaga Islam atas umat, misalnya menentang keberadaan intelijen AS dalam Namru 2 dengan dalih penelitian kesehatan.

Para ulama/habaib/tokoh umat harus menggelorakan terus semangat untuk perjuangan syariah sesuai hasil Kongres Umat Islam Indonesia ke-4 (KUII IV) tahun 2005 dan penolakan terhadap sekularisme, pluralisme, dan liberalisme sebagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005. Meningkatkan soliditas internal Gerakan/lembaga Islam (keteladanan, kualitas kader, kepemimpinan, administrasi manajerial, dana, sarana prasarana, dan ketaqwaan dan tawakkal ala Allah).

Para ulama diminta menerima dan membina pengikut Ahmadiyah yang bertobat. Mereka juga diminta membentuk Forum Umat Islam dan Dewan Kesatuan Ulamanya. Lebih dari itu, para ulama harus mendorong revolusi damai sesuai ajaran Islam sebagai jalan perubahan. Untuk itu perlu kesatuan umat dan kepemimpinan umat dalam struktur organisasi yang rapi.

Khusus kepada masyarakat, pertemuan besar ulama itu meminta meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa saat ini masih terjadi penjajahan di bidang aqidah, sosial, ekonomi, politik, dan budaya sebagai akibat tidak diterapkannya syariat Islam. Masyarakat pun diminta bahu membahu bersama para ulama, habaib dan tokoh lembaga/organisasi Islam untuk melakukan perubahan menuju tegaknya syariat Islam dan kesatuan umat.

Kepada pemerintah, para ulama meminta segera menghentikan dan menghapus segala bentuk sekulerisme, liberalisme, dan kapitalisme yang telah nyata-nyata menghancurkan Indonesia dan menggantikannya dengan sistem Islam. Pemerintah juga diminta bersikap kuat dan tegas terhadap asing dan LSM komprador sehingga Indonesia tidak dijadikan bulan-bulanan pihak asing.

Para ulama meminta pemerintah sungguh-sungguh menjaga akidah umat dengan segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk membubarkan Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya serta pendukungnya (seperti AKKBB). Selain itu, dalam masalah yang lain, para ulama meminta pemerintah sungguh-sungguh berpihak kepada rakyat dengan: (i) Menurunkan harga BBM, (ii) Menasionalisasi aset rakyat yang telah dikuasai oleh asing, (iii) Menghentikan kerjasama dengan Namru 2. Tak lupa pemerintah diminta segera membersihkan pemerintahan dari koruptor dan para komprador asing. Tuntutan lainnya yakni pemerintah membebaskan Habib Rizieq dan Munarman dari segala tuduhan.

Rekomendasi juga diarahkan kepada wakil rakyat yang duduk di DPR. Para ulama mendesak DPR segera mengesahkan RUU-APP bersama dengan pemerintah yang sesuai dengan rekomendasi MUI, membatalkan segala UU yang merugikan rakyat (seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal, dll), menolak intervensi asing dalam pembuatan UU, dan mengganti KUHP yang ada dengan KUHP yang sesuai dengan syariat Islam.

Pertemuan besar ulama, habaib, dan tokoh umat ini membahas berbagai persoalan bangsa yang mutakhir dalam bidang ekonomi, sosial budaya, aqidah, dan keamanan. Beberapa pembicara hadir dalam acara yang berlangsung cukup sederhana tersebut. Di antaranya Menkes Siti Fadilah Supari, budayawan Taufik Ismail, ekonom Hendri Saparini dan Ichsanuddin Noorsy, wartawan senior Amran Nasution, pakar Ahmadiyah Amin Jamaludin, dan tokoh NU KH Syukron Ma’mun. Keynote speaker disampaikan oleh Ketua MUI KH Ma’ruf Amin. Acara ini dihadiri 176 utusan dari seluruh Indonesia. Mereka adalah para ulama dari berbagai pesantren dan ormas Islam, habaib, dan tokoh-tokoh masyarakat.

Setelah pertemuan, Jumat pagi, para peserta menjenguk Habib Rizieq Shihab dan Munarman di Polda Metro Jaya. Sebagian di antaranya tak kuasa menahan air mata begitu bertemu keduanya. (LI/Mujiyanto)




ULASAN WUZARA: SAYA BENAR2 TERHARU MELIHAT KERJASAMA BEGINI. SEBELUM INI PUN MEREKA TELAH ADA FUORUM UMMAT ISLAM (FUI) YANG MENYATUKAN HAMPIR SEMUA GERAKAN ISLAM DI INDONESIA. INILAH KERJASAMA ANTARA GERAKAN ISLAM YANG KITA IMPIKAN DAN SELARI DENGAN SYARIAT. BILAKAH UKHWAH SEPERTI INI AKAN BERLAKU ANTARA GERAKAN ISLAM DI MALAYSIA? SUDAH SAMPAI MASANYA GERAKAN ISLAM DI MALAYSIA MENINGGALKAN SEGALA 'TAHALLUF SIASI' DENGAN PERTI KUFUR DAN MENGGERAKKAN SELURUH JENTERA JEMAAH ISLAM UNTUK MENUNTUT PENEGAKKAN SYARIAT. ALLAHUAKBAR!!!