Thursday, October 30, 2008
Keluarga, Harta Benda, Pekerjaan atau Allah dan Rasul?
Ayat ini sering saya bacakan dalam solat. Tetapi terkadang rasa diri ini sering kali cuai dalam urusan Allah dan Rasul, terleka dengan urusan kerja yang semakin hari semakin banyak.
Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kalian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khuatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS at-Taubah [9]: 24).
Adakah cukup dengan sekadar menghadiri halaqah, memberi halaqah dan berjumpa contact dakwah sekali sekala. Atau sekadar memberi komentar di internet dan menulis blog. Sedangkan Khilafah Nubuwwah belum berdiri, Islam masih berdaulat, kekufuran masih menguasai dunia dan Muslim terus disiksa.
Naluri ini cukup tersentuh melihat si ibu meratap kehilangan si anak angkara bom2 kufar , si ayah termenung memikirkan masa depan anak-anak yang tidak depat bersekolah juga si anak kecil menjadi mangsa kesempitan hidup. Juga rasa bengang melihat Pemimpin-pemimpin ummat Islam yang terus menerapkan hukum kufur, pegawai-pegawai negara yang bersekongkol menerapkan hukum kufur dan SB-SB yang tidak takutkan tuhan mengekori dan menekan pendakwah-pendakwah mengembangkan agama Allah. Paling dirisaukan apakah diri ini sendiri dah bersedia menghadapi sakaratul maut dan meniti sirotul mustaqim.
Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS an-Nur [24]: 51-52)
Monday, October 27, 2008
US TERUS BEDIL PEJUANG ISLAM DI SEMPADAN AFGHAN-PAKISTAN
Sampai begitu keji sekali pengkhianatan pemimpin ummat Islam. Mereka menjadi agen kufar, menerapkan hukum kufur, menentang usaha menegakkan khilafah dan malah merelakan ummat Islam dibunuh oleh tentera kufar.Kita sangat memerlukan seorang khalifah yang memayungi seluruh ummat Islam dibawah panji Khilafah Islamiah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw "imam (ibarat) perisai, (ummat islam) berperang dibelakangnya dan berlindung" (Hadith Riwayat Imam Muslim)
U.S. takes to air to hit militants inside Pakistan
International Herald Tribune
WASHINGTON: The White House has backed away from using American commandos for further ground raids into Pakistan after furious complaints from its government, relying instead on an intensifying campaign of airstrikes by the Central Intelligence Agency against militants in the Pakistani mountains.
According to American and Pakistani officials, attacks by remotely piloted Predator aircraft have increased sharply in frequency and scope in the pasti three months.Through Sunday, there were at least 18 Predator strikes since the beginning of August, some deep inside Pakistan's tribal areas, compared with 5 strikes during the first seven months of 2008.
At the same time, however, officials said that relying on airstrikes alone, the United States would be unable to weaken Al Qaeda's grip in the tribal areas permanently. Within the government, advocates of the ground raids have argued that only by sending Special Operations forces into Pakistan can the United States successfully capture suspected operatives and interrogate them for information about top Qaeda leaders.The decision to focus on an intensified Predator campaign using Hellfire missiles appears to reflect dwindling options on the part of the White House for striking a blow against Al Qaeda in the Bush administration's waning days.After months of debate within the administration and mounting frustration over Pakistan's failure to carry out more aggressive counterterrorism operations, President George W. Bush finally gave his approval in July for ground missions inside Pakistan.But the only American ground mission known to have taken place was a Special Operations raid on Sept. 3, in which the roughly two dozen people killed included some civilians.
American officials say there has not been another commando operation since.American officials acknowledge that following the Sept. 3 raid they were surprised by the intensity of the Pakistani response, which included an unannounced visit to Washington, three weeks after the incursion, by the country's national security adviser, Mahmud Ali Durrani. He registered his anger in person with top White House officials.
A senior administration official said Sunday that no tacit agreement had been reached to allow increased Predator strikes in exchange for a backing off from additional American ground raids, an option the officials said remained on the table. But Pakistani officials have made clear in public statements that they regard the Predator attacks as a less objectionable violation of Pakistani sovereignty."There's always a balance between respecting full Pakistani sovereignty, even in places where they're not capable of exercising that sovereignty, and the need for our force protection," said the administration official, who spoke on condition of anonymity.Top American officials have justified the Sept. 3 ground raid as a self-defense response against militants who use havens in Pakistan to launch attacks against American and allied forces in Afghanistan. Those attacks have increased by about 30 percent from a year ago, according to military officials.As part of the intensified attacks in recent months, the CIA has expanded its list of targets in Pakistan and has gained approval from the government there to bolster eavesdropping operations in the border region, according to United States officials.Once largely reserved for missions to kill senior Arab Qaeda operatives, the Predator is increasingly being used to strike Pakistani militants and even trucks carrying rockets to resupply fighters in Afghanistan.Many of the Predator strikes are taking place as deep as 25 miles into Pakistani territory, not just along the border.Spokesmen for the White House and the CIA declined to comment for this article.The information about the American operations inside Pakistan was described in interviews by a dozen military and civilian officials from the United States and Pakistan, who insisted on anonymity because of diplomatic concerns and because details remained classified.
While Pakistan is now headed by a new civilian government, under President Asif Ali Zardari, the tense discussions between the countries over counterterrorism operations appear to echo at least some of the uneasiness that long characterized the partnership between Bush and Pervez Musharraf, the former president. He was defeated in parliamentary elections in February and left office in August.Husain Haqqani, Pakistan's ambassador to the United States, told the Council on Foreign Relations this month that the two nations were cooperating in deploying "strategic equipment that is used against specific targets."On Oct. 16, a Predator strike in South Waziristan killed Khalid Habib, a senior Qaeda operative. But the strikes sometimes have unintended consequences. On Sept. 8, one in Miranshah on a compound owned by a Taliban leader, Jalaluddin Haqqani, failed to kill him but did kill women and children. On Aug. 27, a Predator strike near the village of Wana missed its target; it is unclear whether civilians were killed.
Ruwaybidhah
Para pejabat yang memerintah pun tidak jauh beda. Menaikkan BBM dikatakan untuk kepentingan rakyat. Dibuatlah program-program palsu untuk menunjukkan seakan sang penguasa memihak rakyat. Ada BLT (bantuan langsung tunai), ada BOS untuk pendidikan sampai obat murah. Namun, semuanya adalah tipudaya. Bantuan tersebut tidak sebanding dengan beban masyarakat yang bertambah puluhan kali lipat akibat kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM yang pro liberal.
Yang pantas kita khawatirkan, berdasarkan hasil polling (mudah-mudahan tidak mencerminkan yang sesungguhnya), rakyat sepertinya masih mendukung politisi yang menipu tersebut. Seorang mantan presiden berada pada urutan puncak calon presiden pilihan rakyat berdasarkan polling. Padahal saat memerintah sang mantan presiden juga paling getol menjual kekayaan alam negara. Saat memerintah sang mantan presiden juga tidak serius berpihak kepada rakyat. Kita khawatir rakyat kita mengalami ‘amnesia politik’; gampang lupa atau tertipu dengan iklan yang manis sehingga mendukung kembali para pengkhianat itu.
Kebodohan mereka juga tampak jelas ketika mereka menyerahkan urusan rakyat ini kepada asing dan bergantung kepada asing. Padahal sudah jelas-jelas negara asing itu adalah negara imperialis, penjajah, dan perampok nyata. Mereka dengan rela tunduk diatur oleh IMF dan Bank Dunia. Mereka patuh bahkan bangga saat diberikan utang luar negeri. Padahal nyata-nyata utang itu membebani negara dan membuat negara itu gampang didikte oleh asing. Demi IMF, mereka ngotot mengurangi subsidi kepada rakyat dan menjual kekayaan alam dengan alasan privatasi. Mereka memberikan jalan seluas-luasnya kepada asing untuk menjajah negara ini. Ironisnya, penjajahan ini dilegalisasi dengan keluarnya banyak UU yang pro liberal seperti UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan dan lainnya.
Kita khawatir saat ini para ruwaybidhah sedang merajelela. Karena itu, kita sekarang membutuhkan negarawan sejati. Negarawan sejati itu menurut Syaikh Abdul Qadim Zallum dalam kitab Al-Afkâr as-Siyâsiyyah hanya muncul kalau sang negarawan memiliki pandangan ideologi yang sahih, yakni Islam. Ideologi inilah yang akan mengantarkan rakyat pada kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki sekaligus diridhai Allah Swt.
Ada pula Khalifah al-Mu’tashim yang pernah mengirim puluhan ribu pasukan ‘hanya’ untuk menyambut teriakan minta tolong seorang Muslimah di wilayah Romawi yang dinodai oleh seorang kafir. Saat itu puluhan ribu pasukan Romawi terbunuh dan puluhan ribu lainnya ditawan.
Terlalu banyak untuk diungkap kisah-kisah negarawan sejati seperti di atas. Yang pasti, mereka lahir sepanjang zaman Kekhilafahan Islam, yang menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.[FW]
Sunday, October 26, 2008
ASAS USHOOL FIQH
Makna Ushool Fiqh
Al Ushool merupakan jama’ dari kata al-ashlu yang secara bahasa bererti setiap perkara yang menjadi dasar bagi yang lain.
Fiqh secara syar’ie bermakna pengetahuan terhadap hukum-hukum syara’ yang bersifat praktik yang digali dari dalil syara’ yang rinci.
Kedudukan Ushool Fiqh dalam kehidupan kita
Al Quran dan Sunnah
USHOOL FIQH
Hukum Syara’/ Fiqh
Perbuatan Hamba
Benda
Ruang Lingkup Pembahasan Ushool Fiqh
1.Hukum syara’ dan yang berkaitan
a. Pembahasan Al hakim
b. Khitab Taklifi
c. Khitab Wadh’i
d. Kaedah Kulliyat
2. Dalil dan yang berkaitan
a. Dalil
b. Method memahami dalil
c. Pembahagian Al Quran dan Sunnah
3. Ijtihad dan yang berkaitan
a. Ijtihad
b. Taqlid
c. Tarjih antara Dalil
1b. Khitab Taklifi
Khitab Taklifi adalah seruan syar’ yang berkaitan perbuatan hamba berupa tuntutan (Al Iqtidha’) atau pemberian pilihan (taghyir) yang menjelaskan hukum atas perbuatan manusia.
Ruang Lingkup Khitab Taklifi
a) Hukum asal bagi benda
b) Hukum asal bagi perbuatan manusia
c) Hukum bagi perbuatan manusia
d) Qarinah
Hukum Asal Perbuatan Manusia adalah sentiasa terikat dengan hukum Allah.
Dalilnya adalah surah Al Hijr ayat 15 yang bermaksud:
”Demi tuhan mu, kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang yang telah mereka kerjakan dahulu”
-Annisa ayat 65
-Hadith dari Huzaifah bin Yaman
Hukum asal bagi benda adalah halal selagi tiada dalil yang mengharamkannya
Dalilnya adalah Surah Albaqarah ayat 219 yang bermaksud”
”Dan telah dihalalkan apa yang ada di muka bumi”
TQS surah Yunus ayat 59:
” Katakanlah” terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepada mu, lalu kami jadikan sebahagiannya haram dan halal”
Khitab Wadh’i
Khitab Wadh’i adalah ketentuan syari’ yang berkiatan perbuatan hamba dengan penetapan wadh’i yang menjelaskan perkara yang dituntut keberadaannya oleh hukum
Ruang lingkup Khitab Wadh’i
a) Sabab
b) syarat
c) Mani’
d) Sah, batal dan fasad
e) Azimah dan rukhsah
a) Sabab
Sifat yang dibatasi, yang ditunjukkan oleh dalil sam’i sebagai pemberitahu adanya(terwujudnya) hukum. Bukan sebagai pemberitahu disyariatkan hukum. Contohnya:
”Dirikanlah solat dari sesudah matahari tergelincir” (Al Isra:78)
Rasulullah bersabda” apabila matahari tergelincir, maka solatlah kalian”
Ayat Quran dan hadith diatas menjelaskan bahawa tergelincirnya matahari merupakan sabab bagi wajibnya solat. Ia bukan dalil wajibnya solat. Dalil wajibnya solat adalah seperti firman Alla swt:
”dan dirikanlah solat” (An Nnur 56)
b) Syarat
Syarat adalah sifat yang menyempurnakan perkara (yang disyaratkan) atas perkara yang dituntut oleh hukum, atau atas perkara yang dituntut oleh perkara yang disyaratkan itu.
i) Syarat yang dikembalikan kepada khitab taklifi
Contoh : Wudhu adalah syarat sah bagi solat
ii) Syarat yang dikembalikan kepada khitab wadh’i
Nishab adalah syarat bagi zakat. Haul adalah syarat bagi nishab. Haul disini adalah syarat yang dikembalikan kepada khitab taklifi.
c) Mani’
Mani’ adalah sifat yang ditunjukkan oleh dalil-dalil sam’i(wahyu) yang keberadaan illatnya mengharus hapus illat sesuatu yang dilarangnya.
Contohnya, kekerabatan adalah sabab penerimaan pewarisan harta. Tetapi membunuh dengan sengaja adalah mani’ (halangan) untuk menerima waris.
Friday, October 24, 2008
Russia striving to modernize military, U.S. notes with interest, not alarm
Published: October 20, 2008
A huge exercise, called Stability 2008, spread tens of thousands of troops, thousands of vehicles and scores of combat aircraft across nearly all 11 time zones of Russian territory in the largest war game since the collapse of the Soviet Union.
There was no specified enemy, but the Russian forces appeared to be enacting a nationwide effort to quell unrest along Russia's southern border — and to repulse an American-led attack by NATO forces, according to experts in Moscow and here.
In a grim finale, commanders launched three intercontinental ballistic missiles, the type that can carry multiple nuclear warheads. It was a clear signal of the drastic endgame the Kremlin might consider should its conventional forces not hold. One of the missiles flew more than 7,100 miles, allowing Russian officials to claim they had set a distance record.
If these images of Russian power projection appeared drawn from the dark decades of Dr.
When asked to assess what seemed to be a Russian resurgence, Defense Secretary Robert Gates and Admiral Mike Mullen, chairman of the Joint Chiefs of Staff, have provided the same sanguine response, echoed down through the ranks of government analysts who have spent years reading obscure Russian military journals and scrutinizing classified satellite photographs.
The Russian military fell to third world standards from neglect and budget cuts in the turbulent years when Boris Yeltsin was president, they say. The new Kremlin leadership is working to create a force that can actually defend the nation's interests.
The military has embarked upon a program to buy modern weapons, improve training and health care for troops, trim a bloated officer corps and create the first professional class of sergeant-level, small-unit leaders since World War II.
Which is not to say that the United States will stop judging Russian behavior in light of what it considers a clumsy, ill-advised and unnecessary invasion of the former Soviet republic of Georgia.
Yet policymakers also say the Kremlin's efforts at military modernization should not prevent cooperation on mutual concerns, including countering terrorism and halting nuclear proliferation.
Even a high-profile speech three weeks ago by President Dmitri A. Medvedev, ordering a military modernization program and the largest increases in defense spending since the death of the old USSR, was viewed here as short on substance and designed more for a domestic political agenda.
Medvedev declared that by 2020, Russia would construct new types of warships and an unspecified air and space defense system. Military spending, he said, will leap by 26 percent next year, bringing it to 1.3 trillion rubles (about $50 billion), its highest level since the collapse of the Soviet Union — but still a small fraction of American military spending.
Medvedev pledged that Russia would shore up its nuclear deterrence and upgrade its conventional forces to a state of "permanent combat readiness."
American experts were unimpressed. "Russia is prone to make fairly grandiose announcements about its military," said a Defense Department official who discussed government analyses on condition of anonymity. "These programs have long been in the works. They are not new plans. They are not new programs."
Even so, veteran analysts of Russian military affairs acknowledge that a military renaissance would allow the Moscow leadership to increase political pressure on former Soviet republics, now independent, as well as former Warsaw Pact allies that embraced NATO after the collapse of communism.
"What the Russian leadership has discovered is proof of an old maxim: that a foreign policy without a credible military is no foreign policy," said Dale Herspring, a scholar on Russian military affairs at Kansas State University.
Eugene Rumer, of the National Defense University here, said events of recent weeks were "not a sign, really, of the Russian military being reborn, but more of a Russia being able to flex what relatively little muscle it has on the global scale, and to show that it actually matters."
One example is how Russia's navy is seeking to display global reach. A flotilla of warships, including the nuclear battle cruiser Peter the Great, is under sail for exercises next month with Venezuela.
Russia has also announced more than $1 billion in new arms deals with the Venezuelan president, Hugo Chávez.
"This Venezuela adventure is basically Russia's payback for what they consider the humiliation of American ships' operating in the Black Sea during the war in Georgia," said Mikhail Tsypkin, of the Naval Postgraduate School in Monterey, California. "This is to annoy the United States."
Sunday, October 12, 2008
CREDIT CRUNCH : MUSTAHIL BERLAKU DALAM EKONOMI ISLAM
Pada zaman kegemilangan Islam, penyakit siplis tidak dijumpai dalam Negara Islam. Ia dikenali sebagai penyakit orang Eropah(European Man Disease). Ini kerana perlaksanaan hukum Islam memustahilkan penyakit ini merebak.
Begitu juga dengan krisis kredit in, ia mustahil berlaku dalam negara Islam. In kerana asas ekonomi Islam sama sekali berbeza dengan kapitalisme.Penyakit kronik ini akan membawa kepada ajal kapitalisme sebentar lagi.
PERKEMBANGAN TERKINI DI US, EU DAN ASIA
Pengerusi Federal Reserve (FED), Ben S. Bernanke, dan Setiausaha Perbendaharaan Amerika Syarikat, Henry Paulson, mengumumkan US memerlukan bantuan antarabangsa untuk menangani krisis kredit yang sedang melanda. Malah mereka turut mengakui bahawa krisis ini telah melanda US sejak 14 bulan lepas. Ini memaksa FED melakukan bailout terhadap BEAR STEARN sebanyak US30billion, FANNIE MAE & INDY MAC (US200billion), AIG (US85billion) WALL STREET (US700billion). Perkembangan terbaru menunjukkan AIG, Lehman dan Wall Street memerlukan bantuan tambahan. US juga memberi amaran, sekiranya antarabangsa tidak turut serta membantu kesannya akan dirasakan keseluruh dunia. Malah krisis ekonomi dunia yang lebih teruk dari tahun 1930 mungkin terjadi jika ia tidak ditangani dengan baik.
Kesan ini sememangnya dirasakan diseluruh dunia. Bursa saham Miscex Russia jatuh 19% secara mendadak dan merupakan tahap terendah dalam tempoh 2 dekad. Petunjuk bursa saham bagi 23 buah Negara Maju mendapati ia telah turun sebanyak 30% ke paras terendah sejak tahun 1970. Di German kerajaan terpaksa memberi bantuan sebanyak USD68billion untuk menyelamatkan Hypo Real Estate. Manakala kerajaan Perancis menyuntik 6.4billion Euro terhadap Belgian Bank. Manakala banyak lagi bank-bank Eropah yang sedang tenat seperti Fortis, ING(Belanda), KBC (Belgium), Natixis(Perancis) dan UniCredit (Itali). Dalam masa US menuntut kerjasama Eropah, pemimpin EU tidak henti-henti menyalahkan US dan menuntut US bertanggungjawab.
Tabung Kewangan Antarabangsa (IMF), menyatakan Asia akan menerima kesan dari krisis kredit ini kerana Asia adalah pengeluar produk utama kepada US dan Eropah. Walauoun memiliki rizab tukaran asing sebesar USD3trillion dan kadar simpanan yang relative tinggi berbanding Eropah dan US, negara-negara Asia turut terhimpit akibat dari krisis kredit ini, Pasaran saham merudum teruk dari Tokyo hingga ke Mumbai. Paling menakutkan sedikit masa lagi adalah penarikan keluar modal syarikat Eropah dan US untuk menampung kerugian mereka yang berkemungkinan besar menyebabkan kegawatan ekonomi yang lebih parah berbanding 1998. Reuters melaporkan Malaysia antara negara yang dijangka akan menerima kesan teruk kerana 1/3 hutang Malaysia adalah dibuat oleh pelabur asing. Pelabur-pelabur asing ini telah mula menarik modal mereka keluar yang dijangka mengakibat ramai yang akan dibuang kerja dan kegawatan ekonomi.
Dr. Thahir Abdul Muhsin Sulaiman menyebut krisis dalam system ekonomi kapitalisme memang bersifat suatu kitaran. Ertinya perrtumbuhan ekonomi yang terjadi hanyalah putaran menuju puncak dan akan jatuh ke lembah krisis kembali.
Harry Shutt dalam Destroy of Capitalisme(2005) menyebut bahawa kapitalisme kini sedang mengalami gejala-gejala utama kegagalan secara sistemik. Misalnya semakin pertumbuhan ekonomi yang semakin lesu dan semakin sering terjadinya krisis kewangan.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ustaz Ismail Yusanto pula menyebut sistem sistem ekonomi kapitalisme sebagai self-destructive(menghancurkan diri sendiri)
BAGAIMANA KRISIS KREDIT INI BERMULA?
Di Amerika Syarikat, jumlah mereka yang tidak mampu membeli rumah adalah terlalu ramai. Wujudnya terlalu ramai orang yang tidak layak meminjam(sub prime) ini telah memberi kesan buruk kepada sektor hartanah, perbankan, pembinaan dan insurans sehingga satu tahap kritikal sekitar 1990an. Untuk itu US mula membenarkan golongan sub prima ini membuat pinjaman untuk membeli hartanah tetapi dengan kadar faedah dan perlindungan insurans yang sangat tinggi.
Kesannya, harga hartanah tadi melambung berkali ganda. Kemudian mereka malah menerbitkan bon dari hutang-hutang sub prima tersebut. Maka nilai non real hartanah terus meningkat sehingga ia menjadi trend di US. Di satu sisi sektor hartanah, perbankan dan insurans kelihatan perkembang. Hakikatnya adalah seperti data Moody’s ratio of Credit Downgrades to Upgrades adalah pola kredit perbankan yang semakin menurun sejak 1993 yang membahayakan sektor perbankan itu sendiri.
Krisis sub prima ini mula dirasakan sejak 2007, apabila mereka tidak mampu membayar hutang bon-bon yang diterbitkan dan bank tidak mampu untuk memberikan pinjaman untuk pembiyaan semula. US cuba menangani krisis ini dengan membuat spekulasi terhadap pasaran hadapan komoditi seperti bahan makanan dan bahan api untuk menjual lebih banyak dollar tetapi hanya berjaya buat seketika.
Dalam masa yang sama, krisis sub prima mencapai takat didih sehingga bank tidak cukup kredit. Permasalahan paling kritikal adalah nilai real hartanah yang dijadikan bon adalah terlalu kecil berbanding bon yang dikeluarkan. Tentunya bank hartanah seperti Indi Mac, Fannie Mae dan Lehman Brothers paling teruk menerima kesannya, diikuti syarikat inusrans terbesar dan merebak ke pasaran saham Wall Street. Sekarang, krisis yang bermula di Negara Uncle Sam ini telah merebak ke seluruh dunia.
KRISIS KREDIT MUSTAHIL BERLAKU DALAM EKONOMI ISLAM
1)Perbezaan fundamental adalah Islam memandang matawang sebagai alat tukaran sedangkan kapitalisme memandang matawang komoditi dagangan.
2) Sistem matawang Islam adalah bersandarkan emas dan perak. Sedangkan kapitalisme hanyalah fiat money yang hampir tiada sandaran emas. Kapitalis telah menerapkan sistem matawang bersandarkan hutang (debt based moneytary system) yang membolehkan mereka menjana wang dari hutang yang mana ia dijadikan asas ekonomi.
3) Islam melarang riba sedangkan faedah adalah asas bagi sistem matawang bersandarkan hutang yang telah diterapkan sejak 1973 hingga kini.
4) Dalam Islam tiada perkongsian non real sebagaimana sektor non real yang mendominasi ekonomi kapitalisme yang lahir dari spekulasi.