Sunday, October 11, 2009

Sedikit Berita Gembira dari Indonesia



Membaca kisah goncangan di Padang memang menyentuh hati hingga mampu melinangkan air mata. Tetapi jika membaca perkembangan Islam di Indonesia rasa seperti ingin tinggal dan menetap di sana. Di sana kebanyakan gerakan Islam walaupun saling bemuhasabah satu sama lain, tetap boleh bekerjasama dalam perkara yang mereka sepakati. Jika dulu ada pihak yang memperlekeh usaha Hizbut Tahrir memperjuangkan khilafah, tetapi hari ini mereka terpaksa turut melaungkan khilafah walaupun masih memperlekeh Hizbut Tahrir. Alhamdulillah, sekurangnya mereka telah akur menerima khilafah wajib ditegakkan dan minda mereka telah sedikit terbuka untuk memandang khilafah suatu yang sangat praktikal, bukan retorik.

Walau bagimana pun, kelompok minoriti ini bukanlah gambaran dakwah di Indonesia. Hari ini semakin ramai ulama' dan tokoh di Indonesia yang menyokong perjuangan Hizbut Tahrir untuk mendirikan khilafah. Ini jugalah yang saya harapkan akan berlaku di Malaysia. Walaupun setakat hari ini belum ramai ulama' dan tokoh gerakan Islam yang sudi berbincang hati ke hati bersama menyerukan khilafah, saya yakin InsyaAllah masanya akan tiba juga di Malaysia untuk kita sama-sama duduk semeja.

Buat pembaca, masanya sudah makin hampir khilafah akan tertegak kembali. Tak percaya? Masa akan membuktikannya.


------------------------------------------------------------------------------




700 Ulama dan Tokoh se-Priangan Timur Hadiri Liqa’ Syawal Bersama HTI

HTI Press. Dalam rangka mempersatukan ulama, asatid, dan tokoh Islam untuk memperjuangkan syariah dan khilafah demi menyongsong kemenangan Islam, Hizbut Tahrir Indonesia Wilayah Priangan Timur menyelenggarakan pertemuan dan silaturahim bulan syawal dengan nama Liqa Syawal 1430 H.
Liqa Syawal yang merupakan kegiatan rutin HTI, dilaksanakan sabtu, 10 Oktober 2009 di GOR Basket DPRD kota Banjar, dimulai pukul 08.00-12.00 dihadiri oleh lebih dari 700 peserta yang terdiri dari para ulama, asatidz dan tokoh Islam dari berbagai daerah, diantaranya dari kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, kota Banjar, bahkan hadir pula peserta dari Jawa Tengah diantaranya dari Dayeuhluhur kabupaten Cilacap dan Purwokerto.

Menurut ketua penyelenggara Ust. Ir. Ibnu Aziz Fathoni, MPd.I acara liqa syawal merupakan acara silaturrahmi setelah Iedul Fitri para ulama, asatidz, tokoh Islam yang selama ini telah berjuang mendakwahkan Islam untuk menerapkan syariah dan khilafah, juga sebagai bentuk sinergisitas antara para pengemban dakwah dalam menyatukan visi, misi perjuangan menegakkan syariah dan khilafah sehingga tema yang diusung adalah Songsong Kemenangan Islam dengan Bersatu Memperjuangkan Tegaknya Syariah dan Khilafah .

Hadir pula dalam acara Liqo Syawal para ulama dari berbagai daerah diantanya, KH. Maman Abdurrahman dari Rajadesa Ciamis, KH. Maad Asikin dari Garut, Ust. Endang Ruhyat, S.Ag dari Ciamis, Ust. Asep dari Cigugur Ciamis, KH. Ikin Asikin dari Kota Banjar, KH. M Aminudin Bustomi, M.Ag dari Tasikmalaya, KH. Iing Sahili dari Dayeuhluhur Cilacap dan KH. Asep dari Cijulang Ciamis, mereka semua diberi kesempatan untuk memeberikan testimoni dan tausiah tentang wajibnya bersatu dalam meneggakkan syariah dan khilafah kepada para hadirin yang dipandu oleh Ust. Zaenal Arifin, S.Sos.I yang juga sebagai ketua I HTI Kota Banjar.

Sebagai acara inti Liqa Syawal hadir pula Ketua DPP HTI Dr. Ir. M. Rahmat Kunia, M.Si didampingi ketua GTUK HTI Jawa Barat Dr. Arim Nashim yang menyampaikan presentasi tentang kondisi umat Islam dan apa yang mesti dilakukan oleh para ulama terkait keadaan umat sekarang ini. Menurut Rahmat Kurnia keterpurukan umat Islam sekarang ini karena pertama, umat Islam meninggalkan hukum al-Quran, kedua meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, ketiga terpecah belah menjadi puluhan negara dan diobok-obok kepentingan asing.

Rahmat juga memberikan solusi terkait kondisi umat dan apa yang mesti dilakukan oleh para ulama diantaranya adalah harus meningkatkan ketaqwaan individu dan ketaqwaan kolektif yang harus dijalankan oleh negara dan masyarakat. Juga meneyrukan kepada para ulama untuk melakukan dakwah Fikriyah/pemikiran, siyasiyah/politik, ghoiru ‘unfiyah/tanpa kekerasan juga para ulama semestinya ulama berada di garda terdepan, sebab mereka adalah ahli waris Nabi. Ulama juga harus bersatu menyerukan penerapan syariat Islam secara kaffah dan menyatukan umat dalam khilafah.

Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Ust. Asep Sudrajat, S.Sos yang juga sebagai ketua umum HTI Kota Banjar yang mempersilakan 4 penanya dalam satu sesi, panitia juga membuka pertanyaan secara online melalui SMS bagi para peserta yang tidak mendapat kesempatan untuk bertanya saat acara berlangsung.

Selama acara berlangsung HTI menyuguhkan tanyangan multimedia yang dikemas khusus untuk para ulama serta bisa di saksikan pada 2 buah layar besar di sudut kiri kanan, sehingga para peserta dapat menyaksikan kondisi umat Islam dan presentasi dalam bentuk visual. Menurut ketua pelaksana Ust. Asep Wisnu, A.Md, konsep setting tempat Liqa Syawal sama seperti konsep Muktamar Ulama Nasional 2009 jakarta, sehingga para peserta dapat melihat dengan jelas para pembicara dan tayangan multimedia.

Liqa syawal yang berjalan aman, tertib dan khidmat ditutup dengan do’a oleh KH. Asep dari Cijulang Ciamis dan KH. Maman Abdurrahman dari Rajadesa Ciamis.(LI HTI Banjar Zaenal)

No comments:

Post a Comment